Keabadian Jiwa, Tubuh dan Pikiran


Prospek Teknologi Keabadian

Sebagian besar ilmuwan sekuler memiliki sedikit kesabaran untuk parapsikologi atau keabadian yang diilhami oleh agama. Namun, pertumbuhan inovasi teknologi secara eksponensial di zaman kita telah memungkinkan kemungkinan untuk mempertimbangkan bahwa, di masa depan yang tidak terlalu jauh, keabadian tubuh dapat menjadi kenyataan. Beberapa teknologi yang diusulkan ini mengangkat masalah filosofis.

1. Cryonics

Cryonics adalah pelestarian mayat dalam suhu rendah. Meskipun ini bukan teknologi yang dimaksudkan untuk menghidupkan kembali orang, itu memang dimaksudkan untuk melestarikan mereka sampai beberapa teknologi masa depan mungkin mampu menyadarkan mayat. Jika, memang, teknologi seperti itu dapat dikembangkan dengan baik, kita perlu merevisi kriteria fisiologis untuk kematian. Sebab, jika kematian otak adalah titik fisiologis yang tidak bisa kembali, maka tubuh yang saat ini dipelihara secara kriogenik dan akan dihidupkan kembali, sama sekali tidak benar-benar mati.

2. Rekayasa Penghentian Penuaan

Kebanyakan ilmuwan skeptis terhadap prospek resusitasi orang yang sudah mati, tetapi beberapa lebih antusias tentang prospek menunda kematian tanpa batas dengan menghentikan proses penuaan. Ilmuwan Aubrey De Gray telah mengusulkan beberapa strategi untuk rekayasa penghentian penuaan: tujuan mereka adalah untuk mengidentifikasi mekanisme yang bertanggung jawab atas penuaan, dan berusaha untuk menghentikan, atau bahkan, membalikkannya (dengan, katakanlah perbaikan sel) (De Gray dan Rae, 2008). Beberapa dari strategi ini melibatkan manipulasi genetik dan nanoteknologi, dan karenanya mereka memunculkan masalah etika. Strategi-strategi ini juga membawa perhatian tentang etika keabadian.

3. Mengunggah Pikiran

Jika tidak mungkin untuk menangguhkan kematian tubuh tanpa batas waktu, paling tidak mungkin untuk meniru otak dengan kecerdasan buatan (Kurzweil, 1993; Moravec, 2003). Dengan demikian, beberapa ilmuwan telah mempertimbangkan prospek ‘mengunggah pikiran’, yaitu, transfer informasi pikiran ke mesin. Oleh karena itu, bahkan jika otak organik mati, pikiran dapat terus ada begitu diunggah dalam mesin berbasis silikon.

Dua masalah filosofis penting dikemukakan oleh prospek ini. Pertama, bidang filsafat kecerdasan buatan menimbulkan pertanyaan: bisakah sebuah mesin benar-benar sadar?

Sebuah mesin sebenarnya bisa disadari, prospek teknologi dari pengunggahan pikiran memunculkan isu filosofis kedua: akankah persaingan otak mempertahankan identitas pribadi?

Jika kita mematuhi kriteria jiwa atau tubuh tentang identitas pribadi, kita harus menjawab secara negatif. Jika kita mematuhi kriteria psikologis identitas pribadi, maka kita harus menjawab dengan tegas, karena otak buatan memang akan terus menerus secara psikologis dengan orang asli.


Referensi
  1. Almeder, Robert. Death & Personal Survival. Rowan & Littlefield. 1992.
  2. Armstrong, D. M. A Materialist Theory of the Mind. Routledge & Kegan Paul. 1968.
  3. Barnes, Jonathan. The Presocratic Philosophers: Thales to Zeno. Routledge. 1979.
  4. Beloff, John. Parapsychology: A Concise History. Palgrave. 1997.
  5. Blackmore, Susan. “Near-Death Experiencies”. in Shermer, Michael (Ed.). Skeptic Encyclopedia of Pseudoscience. ABC Clio. 2002.
  6. Chalmers, David. The Conscious Mind: In Search of a Fundamental Theory. Oxford University Press. 1996.
  7. Damasio, Antonio. Descartes’ Error: Emotion, Reason and The Human Brain. Vintage Books. 2006.
  8. Irwin, Harvey. An Introduction to Parapsychology. MacFarland. 2004.
  9. Lamont, Corliss. The Illusion of Immortality. Philosophical Library. 1959.
  10. Perry, John. A Dialogue on Personal Identity and Immortality. Hackett Publishers. 1978.
  11. Putnam, Hilary. Representation and Reality. MIT Press. 1988
  12. Swinburne, Richard. The Evolution of the Soul. Oxford University Press. 1997.
  13. Voltaire. “The Soul, Identity and Immortality” in Edwards, Paul (Ed). Immortality. Prometheus. 1997 pp. 141-147.



Berbagi adalah wujud Karma positif

Berbagi pengetahuan tidak akan membuat kekurangan

Blog Terkait