3 Granthi dalam Kundalini Yoga


Pembersihan Karma melaui 3 Granthi

Di setiap sekat, penutup atau ruas kolom tulang belakang tersimpan karma positif dan negatif secara sementara selama manusia masih hidup. Setiap tindakan atau hasil karma mental akan ditempatkan sesuai dengan tempat yang menyebabkannya.

Misalnya karma sebagai akibat dari:

  • Hal-hal materi, emosi kasar, ilmu gaib, majik, dll disimpan di bagian bawah (Muladhara).
  • Keinginan, nafsu, dan ego rendah disimpan di Swadistana.
  • Emosi lebih halus, sifat keduniwian, kekuatan, dll disimpan di simpul pusat cakra Manipura (Perut).
  • Perasaan, cinta, iri hati, sedih, senang, akan disimpan di simpul pusat jantung (Anahata),
  • Ego lebih halus, termasuk ego tertinggi yang ingin mencapai Tuhan yang disimpan dalam cakra Wisudhi.
  • Ketidak stabilan mental, ketidaktahuan, Kebijaksanaan, menimbang dan memutuskan benar dan salah, baik dan buruk, keseimbangan mental, disimpan di Ajna sebelum menuju Pencerahan ( di cakra Sahasrara), … dll … sesuai dengan penyebab keaktifan chakra dan akibatnya.

Proses Penyatuan dan Peleburan Karma melalui metode ini (granthi) memiliki 2 jalur :

  1. Dari atas (Sahasrara) menuju ke bawah melalui Sushumna. Pertemuan itu berada di kedalaman terdalam Ajna. Ketika sudah mengalami ketenangan, ia akan mengeluarkan cairan dari kelenjar pineal, menghasilkan berupa cairan (Tirta Amritha) yang kemudian menetes ke Sushumna, menembus dan membersihkan kotoran di setiap segmen.
    Metode ini dianggap lebih aman, dan minim risiko. Meski aman, bukan berarti tanpa halangan dan hambatan mental yang perlu diatasi. Efeknya dingin dan beberapa bahkan terasa seperti aliran air es yang mengalir di setiap ruas sampai ke ujung bawah tulang belakang sampai akhirnya menyatu dengan kekuatan Kundalini (Shiva-Shakti).
  2. Dari bawah (Muladhara) dengan membangkitkan kekuatan Kundalini. Api Kundalini ini menerobos, membakar dan membersihkan kotoran, melebur karma di setiap jalan kenaikannya sampai mengalami penyatuan di Sahasrara (Shiva-Shakti).
    Dalam setiap proses kenaikan mulai dari yang paling halus (hawa panas) hingga seperti api magma, pelaku akan mengalami banyak hambatan untuk perubahan signifikan dalam efek mental  dan berbagai godaan untuk mendapatkan siddhi.

Menyadari setiap momen dari sikap dan perubahan mental atau sejenisnya sangat diperlukan untuk dapat ke tingkat berikutnya, serta upaya untuk melepaskan kekuatan siddhi yang diperolehnya. Melepaskan siddhi yang diperoleh tidak berarti bahwa itu akan hilang, ketika pencapaian yang lebih tinggi semua hal di bawah ini juga akan diikuti dan dikuasai (mencakup).

Baik persatuan dari atas dan mengambil jalan dari bawah menghasilkan “Amritha yang dikenal Tirta Kundalini”. Efek dari ini akan menghasilkan kedamaian, ketenangan, keheningan, untuk menuju Samadhi.

Di Bali, makna ini juga dituangkan ke dalam kidung Wargasari Turun tirta saking luhur … dst. Di mana ini adalah jalan dari atas (memohon) penyatuan antara Siwa dan Durga / Shakti (Kundalini).

Di Kanda pat ia kekuatan yang menghasilkan Tirta Kesucian, merembes sampai masuk ke Sushumna, rongga bambu, arteri dan sejenisnya tergantung pada pengalaman yang dilihatnya,

Hasil ini juga merupakan Tirta “Pengesengan” (peleburan energi negatif) dikeluarkan melalui air liur (dimasukkan secara samar dalam segelas air untuk Tirta oleh beberapa orang tabib / dukun Bali). Sementara beberapa orang kesurupan (Kerauhan dari sesuhunan) ia keluar melalui semacam lendir melalui hidung saat kesurupan.

Setelah kita bener-bener siap, saran saya selanjutnya carilah orang yang anda anggap mampu membimbing diri anda dalam menaikan kundalini. Jadikanlah dia guru anda, guru yang akan membimbing diri anda. Peranan seorang guru dalam hal ini sangat penting, beda dengan melakukan meditasi atau yoga lainnya, yang belum membangkitkan energi shakti ini. Saat anda berkeinginan menaikan energi kundalini anda sudah memasuki energi maha gaib energi yang sulit diketahui jalannya.




Berbagi adalah wujud Karma positif

Berbagi pengetahuan tidak akan membuat kekurangan

Blog Terkait