Nadi Ida dan Pingala dalam psikologi modern


Kebanyakan orang berfluktuasi sesuai dengan ritme biologis antara belahan kanan dan kiri, antara napas di lubang hidung kiri dan di lubang hidung kanan, antara sikap reseptif dan pancaran bertindak dan berpikir.
Ilmu pengetahuan kontemporer mempelajari ritme biologis ini, meskipun tidak sepenuhnya memahami peran dan signifikansinya.

Dari perspektif yoga, pergantian ritmis (atau non-ritmis) ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan dan bahwa masing-masing dari dua cara akting mengatur yang lain.
Keadaan di mana kedua belah pihak setara dan seimbang cukup asing bagi kebanyakan orang.

Sesuai dengan tradisi yoga, ketika kedua aspek itu seimbang, orang tersebut mencapai tingkat pengalaman baru yang menyatukan logika dan intuisi, mengubah emosi dan memungkinkan aktivitas saraf meningkat.
Seseorang harus memahami dengan baik kebutuhan akan keseimbangan ini, karena keadaan yang menyertai keseimbangan ini sebenarnya adalah pengalaman yang lebih kuat dan lebih menyenangkan.

Einstein membuktikan bahwa penggunaan kedua belahan ini secara seimbang adalah mungkin, dan terlebih lagi, sangat penting.
Suatu ketika dia sedang merenung tentang pengalaman imajinatif, dia tiba-tiba memiliki intuisi, yang memungkinkannya untuk menembus misteri alam semesta, fakta yang menunjukkan penggunaan belahan kanan, tetapi dia juga menggunakan sisi kirinya untuk membangun teori tentang konversi energi, teori yang membawa revolusi dalam sains, menggantikan paradigma lama Newton.

Einstein berkata:

kebenaran adalah intuisi. Pertama datanglah pikiran, dan saya mencoba mengungkapkannya dengan kata-kata.

Napas Mengontrol Otak

Sebuah studi yang dilakukan oleh Raymond Klein dan Roseanne Armitage dari Universitas Dalhousie, Departemen Psikologi membuktikan bahwa kinerja tugas-tugas yang berkarakteristik kiri, masing-masing belahan kanan berosilasi dengan interval 90 menit.

Interval ini sepenuhnya sesuai dengan fluktuasi napas, sehingga membenarkan teori yoga yang menurutnya ada hubungan erat antara napas dan aktivitas siklik otak.

Dalam kasus penyakit, siklus ini mungkin menjadi tidak normal, dan tidak teratur dari sudut pandang ritme, durasi dan kualitas. Seluruh hidup kita bergantung pada ritme-ritme ini, pada tingkat yang bahkan tidak kita bayangkan.

Para yogi telah mendiagnosis kerusakan ritme otak melalui pemeriksaan langsung ritme pernapasan melalui kedua lubang hidung. Mereka mempertahankan gagasan bahwa semua bagian tubuh saling berhubungan erat – teori dikonfirmasi juga oleh studi terbaru di bidang ini.

Selama meditasi, kita memiliki aliran energi yang bersirkulasi melalui berbagai bagian tubuh, dan kita  juga merasakan tingkat yang lebih halus, mengembangkan teknik khusus yang mengembangkan kepekaan dan kekuatan persepsi yang lebih besar.
Akibatnya, teknik ini memungkinkan kontrol atas nadi, otak dan semua proses fisiologis.




Berbagi adalah wujud Karma positif

Berbagi pengetahuan tidak akan membuat kekurangan

Blog Terkait