Siklus Kemarahan


Seorang dari CEO sebuah perusahaan asuransi besar meninggalkan rumahnya di pagi hari dan menuju ke mobilnya. Ketika dia membuka pintu mobilnya, seekor anjing yang bersembunyi di bawahnya, melompat keluar dan menggigit kakinya. Dia yang pada saat itu sangat marah pada anjing itu, menendangnya dan anjing itu lari.

Ketika dia tiba di kantor, dia mengadakan pertemuan dengan semua rekanan di bawahnya. Sepanjang seluruh pertemuan, dia banyak berteriak, dengan penuh penghinaan menunjukkan kesalahan bawahannya dan meluapkan kemarahannya pada mereka.

Para manajer pun merasa sangat kesal setelah pertemuan itu, dan melampiaskan kemarahan mereka kepada karyawannya. Begitupula para karyawannya melampiaskan kemarahan mereka kepada orang-orang yang bekerja di bawah mereka,  sehingga rantai kemarahan mencapai pekerja pemeliharaan kantor.

Pada suatu hari, petugas pemeliharaan kantor pulang. Istrinya membukakan pintu untuknya dan bertanya, “mengapa kamu pulang begitu larut,” dan dia berteriak padanya dan berkata, “Aku tidak pergi ke kantor untuk bermain, aku pergi bekerja! Jangan membuatku marah dengan pertanyaanmu! ”

Sang istri merasa bahwa sang suami meneriakinya tanpa alasan dan mengambil kemarahannya sendiri pada situasi yang terjadi pada anaknya yang sedang menonton televisi di ruang tamu: “Inilah yang kalian lakukan sepanjang hari, tidakkah kalian  memiliki pekerjaan rumah untuk dilakukan ? Saya matikan TV nya sekarang! ”

Anak yang kesal meninggalkan rumah untuk mengeluarkan kekesalannya dan mulai melemparkan batu di jalan-jalan lingkungan. Salah satu batu menghantam seekor anjing yang ada di daerah itu.
Itu adalah anjing yang sama yang menggigit CEO di pagi hari, dan cerita yang sama terulang kembali pada hari berikutnya.


Di dunia ini, ada hal-hal yang mungkin membuat kita marah atau stres yang berpindah dari orang ke orang. Kita masing-masing memiliki tanggung jawab untuk memahami siklus kemarahan ini, menangkapnya tepat waktu dan menghentikannya. Ketika kita menemukan diri kita dalam situasi yang menjengkelkan, walaupun menyerahkan kemarahan kepada orang lain, tukar perasaan negatif dengan perasaan positif. Pilih perasaan yang ingin kita rasakan lebih dan sebarkan ke orang lain untuk memastikan itu memiliki banyak ruang dalam hidup kita.




Berbagi adalah wujud Karma positif

Berbagi pengetahuan tidak akan membuat kekurangan

Blog Terkait